Mahasiswa Udinus Menangkan Lomba Film Animasi Jateng dengan Karya ‘Homepia’

Mahasiswa Udinus Menangkan Lomba Film Animasi Jateng dengan Karya ‘Homepia’


SEMARANG, cahunnes.com - Delapan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) baru saja menorehkan prestasi gemilang dengan memenangkan juara pertama dalam lomba film animasi tingkat Jawa Tengah. Karya mereka yang berjudul Homepia berhasil mencuri perhatian juri dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama BIKDK dan Indaggo Jawa Tengah, pada 29 Oktober 2024.


Lomba ini mengusung tema “Animasi sebagai Media Promosi Industri Kreatif,” dan diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar SMA/SMK hingga mahasiswa perguruan tinggi di seluruh Jateng. Dengan tujuan untuk mempromosikan industri kreatif dan budaya lokal Indonesia, lomba ini memberi kesempatan kepada para kreator muda untuk mengeksplorasi potensi animasi dalam dunia industri.


Tema Kuliner Semarang yang Menginspirasi


Keberhasilan tim Udinus ini tidak lepas dari karya animasi mereka yang mengangkat ikon kuliner khas Kota Semarang, yakni lumpia. Animasi Homepia mengisahkan seorang mahasiswi bernama Vina yang harus mengikuti ujian memasak di Jepang. Dalam ujian tersebut, ia mengingat rasa lezat lumpia Semarang yang akhirnya membantunya memukau juri internasional.


Mohammad Vieyo Naufal Zarra Daffa, ketua tim sekaligus mahasiswa dari angkatan 2023, menyampaikan bahwa tema yang diusung dalam lomba kali ini benar-benar memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan keunikan budaya lokal Indonesia lewat film animasi. 


“Dalam animasi ini, kami ingin memperkenalkan lumpia sebagai makanan khas Semarang yang tidak hanya nikmat, tetapi juga kaya akan cerita dan potensi untuk menjadi produk unggulan di industri kreatif,” jelas Vieyo, dikutip dari situs resmi Udinus (4/11).


Proses Kreatif dan Kolaborasi Tim


Selain Vieyo, tim pemenang ini juga terdiri dari sejumlah mahasiswa berbakat dari berbagai jurusan, yang masing-masing berkontribusi dalam pembuatan animasi tersebut. Beberapa nama yang terlibat antara lain Muhammad Farkhan Rizaldi, Muhammad Naafil Rizqullah, dan Raihan Farrel Muhammad Zakky sebagai 2D Animator, serta Muhammad Rajata Rakha Wahana yang menggarap animasi 3D, editing, dan komposisi suara.


Selain itu, Rian Hidayat NIM sebagai penulis cerita dan voice over, Muhammad Hably Rizqi yang turut menyumbangkan keterampilan dalam animasi 3D, serta Ahmad Zein sebagai ilustrator, semua berperan dalam menyukseskan karya ini. Kolaborasi yang solid antaranggota tim membuat animasi Homepia berhasil mendapatkan skor tertinggi, yaitu 30.384,3 poin, mengalahkan peserta dari kategori pelajar dan mahasiswa lainnya.


Vieyo juga menambahkan bahwa dalam penilaian lomba ini, juri sangat mempertimbangkan keunikan dan orisinalitas, selain visual dan storytelling. Dalam kompetisi seperti ini, kedua aspek tersebut dianggap sebagai faktor penting yang mempengaruhi nilai akhir. Oleh karena itu, karya Homepia bukan hanya sukses secara teknis, tetapi juga karena kemampuannya mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, namun dikemas dengan cara yang menarik.


Ketua Program Sarjana Animasi Udinus, Dr. Khafiizh Hastuti, M.Kom., mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian tim ini. Menurutnya, kemenangan ini merupakan bukti nyata bahwa mahasiswa Udinus mampu bersaing di tingkat provinsi dan menunjukkan kualitas animasi yang luar biasa. “Kami berharap prestasi ini dapat memotivasi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dan menghasilkan karya-karya yang lebih kreatif,” ujar Dr. Khafiizh.


Kemenangan ini juga menunjukkan betapa pentingnya dunia animasi dalam dunia industri kreatif saat ini. Dengan semakin banyaknya peluang di sektor ini, mahasiswa yang terampil dalam bidang animasi bisa membuka banyak pintu untuk berkarier, sekaligus turut berkontribusi pada perkembangan industri kreatif di Indonesia.


Prestasi yang diraih oleh tim Udinus ini mengingatkan kita bahwa industri kreatif, terutama dalam bidang animasi, terus berkembang pesat dan memiliki potensi besar. Melalui karya seperti Homepia, kita dapat melihat bagaimana budaya lokal yang sederhana bisa diangkat menjadi sesuatu yang bernilai tinggi di dunia global. Semoga prestasi ini bisa menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi mereka di dunia animasi dan kreatif.


Foto Dok. Udinus

0 Komentar

Posting Komentar