cahUnnes.com - Sebanyak 24 mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (PPs Unnes), melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke SMK Damansara Utama (SMKDU) Malaysia dan National Institute Of Education Singapura, 21-25 Oktober 2013.
Kunjungan ke dua lembaga pendidikan itu guna meningkatkan wawasan mahasiswa dan implementasi visi PPs Unnes. Mereka didampingi oleh tiga dosen pembimbing, yaitu Prof Dr Dewi Liesnoor Setyowati MSi, Prof Dr Wasino MHum, serta Prof Dr Tri Marhaeni Pudji Astuti MHum.
Dalam Kunjungan ke SMK Damansara Malaysia, rombongan disambut dengan tarian “Cak Lempong”. Sambutan dan ucapan selamat datang diberikan oleh Pengetua SMK Damansara Malaysia, Hj Zulaika binti A Rahman.
Menurutnya, Indonesia dan Malaysia harus bersama-sama membangun pendidikan karena dengan kebersamaam itulah akan dicapai kejayaan. Dia menyampaikan, di tahun 2014 nanti akan melakukan kunjungan ke Unnes dan SMA 4 Semarang.
Menimpali hal itu, Prof Dr Wasino menyampaikan bahwa Unnes adalah lembaga pendidikan yang mencetak tenaga pendidik profesional. Perguruan tinggi eks IKIP ini siap untuk menerima guru SMK Damansara yang ingin melanjutkan studi ke Unnes.
Pembangunan pendidikan antar-negara, menurut Prof Dr Wasino, perlu untuk direalisasikan. “Sebagai langkah awal bisa dilaksanakan penelitian di SMK damansara Malaysia oleh mahasiswa dan dosen Unnes,” ujarnya.
Sedangkan dalam kunjungan ke National Institute Of Education Singapura, rombongan Unnes diterima oleh Prof Mark Baildon, Wakil Ketua Humanities And Social Studies Education Academic Group. Prof Baildon menjelaskan bahwa konsep pembelajaran yang diterapkan di Singapura adalah konsep inkuiri dan juga praktik lapangan secara langsung.
Mahasiswa program sarjana, menurutnya, diberikan teori pada tahun pertama dan kedua, sedangkan pada tahun ketiga dan keempat dilatih untuk praktik, sehingga total waktu studinya adalah empat tahunn. Sedangkan untuk program S2, masa studi dapat ditempuh paling cepat satu tahun dan S3 (doktoral), dapat ditempuh paling cepat 2,5 tahun.
Sikap Disiplin
Berdasar kunjungan tersebut, Prof Dr Dewi Liesnoor Setyowati MSi, mendorong mahasiswa untuk dapat belajar dari negara lain, terutama tentang kondisi masyarakat dan sikap disipilin. “Di kedua negara ini, penegakan peraturan dan sanksi, kebiasaan menjaga lingkungan, dan kondisi hutan kota, sangat mengesankan,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Prof Dr Tri Marhaeni Pudji Astuti MHum. Menurutnya, sistem sosial yang diberlakukan di kedua Negara, mampu mendorong peserta didik dan masyarakat untuk dapat tepat waktu dan selalu terpacu untuk tetib dan teratur.
Sistem yang dibangun di Singapura telah meningkatkan produktivitas masyarakat, sehinga pertumbuhan ekonomi adalah sebuah keniscayaan. “Jika Singapura mampu menjual dengan mahal sebuah pertunjukan drama yang digelar di pinggiran pantai, Indonesia juga harus mencontohnya. Sendratari Ramayana, misalnya, harus dikemas menjadi pertunjukan yang lebih kemedol,” ungkap profesor sosiologi ini.
Sumber : Unnes.ac.id
0 Komentar