Anis Matta Bicara Pendidikan dan Gelombang Ketiga

cahUnnes.com - Jika kita ingin melompat dalam skala peradaban. Indonesia membutuhkan mindset baru dan dunia baru. Hal paling strategis yang menjadi titik perbaikan adalah pendidikan. Kementerian Pendidikan terlalu besar. Oleh karena itu harus dibagi dalam dua bagian. Pertama, pendidikan dasar menengah dan kedua, pendidikan tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta saat menyampaikan gagasan di Dialog Kebangsaan BEM KM Unnes pada Senii, 13 Januari 2014.

Lebih lanjut Anis menyampaikan bahwa semua perguruan tinggi harus menjadi world class university. Terutama instansi yang dimiliki oleh pemerintah. Dan, kedepannya Indonesia harus menjadi destinasi pendidikan di dunia.

Pemimpin partai termuda asal Bone Sulawesi tersebut juga menuturkan bahwa Mahasiswa harus memiliki misi jangka panjang.

"Mahasiswa merupakan generasi itelektual yang akan mewarisi kepemimpinan nasional di masa yang akan datang. Oleh karena sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa harus memiliki misi peradaban jangka panjang.", jelas Anis.

Anis yang juga seorang kutu buku itu juga menjelaskan bahwa, seharusnya bangsa Indonesia bisa belajar dari sejarah peradaban yang telah terjadi di masa lalu.

"Kenapa kita perlu belajar bahasa Inggris? Mengapa Inggris menjadi bahasa dunia dan bukan bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia? Kenapa Arab juga bisa menjadi bahasa dunia? Jawabannya adalah karena dua bangsa ini tidak bekerja dalam skala negara. Tapi mereka bekerja dalam skala peradaban. Oleh karena itu pengaruhnya pada dunia melampaui geografi mereka." terang Anis.

Lebih lanjut Anis juga menjelaskan bahwa dalam konteks sekarang ini, Indonesia sedang menuju gelombang sejarah baru, yakni gelombang ketiga. Dimana ciri khas gelombang ini adalah mayoritas penduduknya generasi terpelajar.

"Saat saya menyebut Indonesia, maka yang terbayang adalah wajah saudara (red mahasiswa). Saya begitu optimis akan masa depan Indonesia di wajah saudara. Saudara adalah generasi yang tumbuh dari rahim demokrasi yang kemudian saya sebut dengan netiv demokrasi." tambah Anis di dihadapan lebih 5000 mahasiswa Unnes yang hadir siang itu.

(IBALH)

0 Komentar

Posting Komentar