Kawan, dalam hidup kita itu banyak sekali pilihan yang harus kita ambil. Saat kita bangun tidur pastilah dihadapkan pada pilihan antara ambil air wudhu atau lanjut tidur sejenak, dan ketika kita memilih untuk mengambil air wudhu, kita masih dihadapkan pada pilihan, sholat subuh berjamaah atau munfarid di rumah. Begitulah… memang hidup ini adalah pilihan dan itu semua mengharuskan kita untuk memilih diantara pilihan yang ada. Termasuk ketika ruh akan dihembuskan oleh Allah kepada janin manusia, apakah ia akan beriman atau tidak, apakah ia siap dilahirkan di dunia atau tidak. Kita dilahirkan dari rahim seorang ibu di Negara ini juga adalah pilihan karena ruh kita memilih siap dilahirkan didunia.
Kawan, pada dasarnya memilih itu adalah jalan yang harus kita tentukan, layaknya seperti pintu yang akan mengantarkan kita pada dimensi dan situasi hidup yang baru dan kita pun harus memilih salah satu pintu dari sekian pintu yang ada dihadapan kita. Dan pilihan itu yang menentukan kita bukan sebaliknya. Oleh karena itu kita harus pandai memilih, pilihlah pilihan yang akan mengantarkan kita kearah yang lebih baik. Jangan sampai pilihan yang kita pilih justru merugikan atau menyesatkan kita.
Kawan, momentum besar di tahun ini telah berada dihadapan kita yaitu pemilihan umum legislatif dan presiden. Pintu-pintu pilihan telah berada di depan kita. Ini adalah momentum besar dimana kita harus memilih diantara pintu yang ada. Pintu yang dikemas begitu cantik dan menarik oleh para penjual pintu untuk kita buka dan masuk ke dalamnya. Berbagai baliho, bendera, stiker, MMT dan lain-lain di masa kampanye telah mengemas pintu tersebut. Masa kampanye adalah masa untuk berlomba-lomba mengemas secantik mungkin pintu yang ditawarkan kepada kita. Dan kita memang harus memilih pintu tersebut. Yang perlu menjadi perhatian adalah kita tak tau sebenarnya apa yang ada dibalik pintu itu, karena kita tak bisa untuk mengintip kedalamnya. Kita hanya bisa berharap kata-kata janji saat kampanye yang hanya seperti permen karet, kepentingan pribadi, kepentingan partai, kepentingan kelompok, dan kepentingan lainnya tak menjadi isi dibalik pintu itu. Tapi ya itu karena kita telah memilih untuk hidup, maka kita harus menerima segala konsekuensi dalam hidup itu sendiri yaitu konsekuensi harus selalu memilih.
Kita tak akan pernah tau siapa yang akan memimpin dan menjalankan roda pemerintahan di Negara ini jika kita tak memilih, menyentuh, membuka dan masuk kedalam pintunya. Kita tak boleh menjadi orang gila yang berteriak-teriak tidak jelas (GJ..) di depan pintu tanpa kita masuk kedalamnya, sampai energy kita sendiri terkuras habis hanya untuk meminta pertanggungjawaban atas roda pemerintah yang dijalankan, karena kita tak memilih pintuitu. Kalaupun pada akhirnya pintu yang semua orang pilih itu berisi permen karet kita tinggal menuntutnya secara bersama-sama atas janji yang mereka tawarkan kepada kita. Karena kita punya hak untuk menuntut
pertanggungjawabannya karena kita memilihnya dan telah memasukinya. Sekali lagi kawanku momentum 2014 ini adalah momentum besar untuk kita memilih, yang harus kita lakukan adalah memilih pintu. Lihat baik-baik pintu yang ada dihadapan kita, jangan sampai pintu yang kita buka berisi permen karet bukan perubahan bagi Negara kita tercinta. Karena perubahan besar yang kita impikan bukan hanya satu atau dua orang saja yang bisa melakukannya, tapi kita semua, bersama-sama, seperjuangan, bahu-membahu yang dapat melakukannya. Pilihlah pintu yang bagus, jangan sampai kita terkecoh dan tergoda oleh pintu yang hanya cantik didepannya saja. “Karena Kita Hidup, Karena Kita Agen of Change, Karena Kita Cerdas, Karena Pintu Pilihan Telah Ada Dihadapan Kita, Maka Kita Harus Memilih”. AYOOOOO MEMILIH 2014…!!!
Oleh : Aziz Amrullah (Wakil Gubernur BEM FMIPA 2014)
0 Komentar