cahUnnes.com - Pagi telah beranjak ketika sengatan matahari mulai menimpa lapangan Dekanat Fakultas Bahasa dan Seni. Bebarengan dengan gerimis yang sesekali jatuh, 50-an dosen dan karyawan di fakultas itu tetap menjalani kewajiban apel rutin tiap Senin pagi.
Namun ada yang terasa ganjil saat Yusro Edy Nugroho, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang didaulat menjadi pembina upacara, dan Amang Kokok Prabowo, staf tata usaha fakultas yang menjadi pemimpin upacara, memasuki lapangan upacara menggunakan busana khas Jawa. Yusro memakai beskap dan blangkon khas Yogyakarta, sedangkan Amang Kokok memakai baju lurik dan ikat kepala bermotif batik.
Ketika aba-aba untuk mengkondisikan peserta apel dilontarkan, puluhan peserta pun menahan senyum. “Para nayaka, sigra!”
Ya, Senin (24/2) pagi itu, apel pagi di FBS Universitas Negeri Semarang sengaja menggunakan bahasa Jawa untuk memeringati Hari Bahasa Ibu Internasional yang sedianya diperingati saban 21 Februari. UNESCO menetapkan tanggal itu semenjak 1999 dan pertama kali diperingati pada tahun 2000.
Dalam kesempatan itu, Yusro kembali mengajak segenap civitas academica Unnes untuk menggunakan bahasa Jawa setidaknya setiap Kamis, sesuai dengan visi Universitas Konservasi yang menggalakkan kearifan lokal, yakni “mengembangkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi”.
Dia mengatakan, bahasa Jawa sebagai bahasa ibu sudah semestinya dipakai sebagai upaya peneguhan karakter di tengah realitas global. “Basa Jawi menika sanes basa internasional. Mila, menawi boten kita ingkang ngginakaken, sinten malih?–bahasa Jawa itu bukan bahasa internasional. Maka, kalau bukan kita yang menggunakannya, siapa lagi?” ujarnya.
Dalam hal ini, menurut Yusro, peran nyata FBS sangat penting dalam menggalakkan pemakaian bahasa Jawa di Unnes. Hal itu karena FBS telah mendeklarasikan diri sebagai pengawal konservasi yang hendak memberikan keteladanan.
“Sampun mesthinipun dinten Kemis menika ngendikan mawi basa Jawi. Ing pangajab kula, saged ugi para dhosen lan karyawan mawi rasukan identitas Jawi, kados ingkang nate dipunandharaken–sudah semestinya hari Kamis menggunakan bahasa Jawa. Harapan saya para dosen dan karyawan memakai busana identitas Jawa, seperti yang pernah mengemuka,” kata Yusro.
Sumber : Unnes.ac.id
0 Komentar