cahUnnes.com - Lukisan pada dinding yang lazim disebut mural, oleh beberapa kalangan dinilai sebagai sesuatu yang mengotori. Padahal, lukisan tersebut diyakini ampuh dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat.
Hal itulah yang mendasari Arif Hadinata, mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (FBS Unnes), membuat pameran proyek studi bertema “Imaji Konservasi”. Pameran dibuka oleh staf administrasi FBS Unnes, Sulistyo, Selasa (11/3), di B5 kampus Sekaran, Gunungpati.
Menurut Arif, mural adalah sebuah karya seni yang menonjolkan sisi estetika. Bukan coretan-coretan biasa di dinding yang tanpa makna. “Setiap mural selalu memiliki pesan moral. Kita juga bisa memberikan kritik pada suatu hal melalui mural,” katanya.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Syafii MPd. Menurutnya, mural adalah karya seni yang memiliki nilai estetika. “Arif tidak asal menggambar, ini ada maknanya. Pameran dalam rangka proyek studi ini tidak bermaksud untuk mengotori dinding, karena karya ini bukan sekadar coretan-coretan biasa,” katanya.
Menurut Syafii, figur yang digambar oleh Arif berupa rangkaian dari barang bekas yang seolah-olah hidup. Gambar itu, lanjutnya, memiliki perasaan dan mampu beraktivitas layaknya manusia, walaupun pada kenyataannya mereka hanyalah tumpukan sampah yang terbuang.
“Kehidupan kumuh dengan bahan seadanya bukan merupakan penghalang bagi mereka untuk beraktivitas. Kehidupan seperti ini mungkin akan menjadi hal yang nyata ketika bumi sudah kehilangan hijaunya suatu saat nanti,” katanya.
Dalam sambutannya, Sulistyo berharap masyarakat bisa menghargai mural sebagai karya seni yang tidak mengotori dinding dengan sembarangan. “Saya percaya, lama-kelamaan masyarakat akan mengahargai mural,” katanya.
Sumber : Unnes.ac.id
0 Komentar