cahUnnes.com - Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk dibicarakan pada setiap pemilihan umum (Pemilu) baik nasional maupun daerah. Jumlah mereka sangat besar, namun kerap kali mengabaikan hak pilih mereka. Untuk menghindari hal itu, diperlukan upaya sosialisasi dari berbagi pihak tentang pentingnya menggunakan hak suara di Pemilu.
Media massa menjadi aktor penting dalam sosialisasi Pemilihan Umum 2014 karena banyak pemilih pemula memperoleh informasi tentang pesta demokrasi tersebut dari media massa. Demikian kata seorang peneliti dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu (12/3).
"Pemilih pemula dari lima kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ternyata banyak memperoleh informasi tentang pemilu dari media massa," kata peneliti Yousure Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM Desintha Dwi Asriani di Yogyakarta, Rabu (12/3).
Desintha mengemukakan Penelitian itu dilakukan terhadap 500 siswa sekolah menengah atas (SMA) di DIY pada bulan Februari 2014. Mereka memperoleh informasi tentang pemilu dari media massa sebanyak 37 persen, sekolah 12 persen, serta KPU dan aparat desa sembilan persen.
Meskipun media massa menjadi salah satu aktor penting dalam sosialisasi Pemilu, namun hal itu menumbulkan persoalan pada orientasi pemilih pemula dalam memilih. Desintha menilai, media massa membentuk opini publik sehingga pemilih pemula cenderung memilih berdasarkan iklan politik dan bukan rekam jejak tokoh. "Untuk itu dibutuhkan kehati - hatian agar tidak mudah digiring oleh salah satu peserta pemilu yang bisa menjadi kerugian besar." ujar Desintha.
Dari penelitian tersebut, kata dia, juga terungkap bahwa 60 persen pemilih pemula itu belum pernah memperoleh sosialisasi Pemilu 2014. Selain itu, sekitar 65 persen pemilih pemula menyatakan tidak mengetahui jumlah partai politik peserta pemilu.
Sementara itu, anggota KPU DIY yang hadir yakni, Farid Bambang Siswantoro mengaku prihatin dengan hasil riset tersebut. Namun, dia mengaku, selama ini KPU DIY terkendala ketika akan melakukan sosialisasi pemilu di SMA.
"Relawan demokrasi banyak menawarkan sosialisasi di SMA tetapi banyak yang ditolak. Ya mungkin baru fokus persiapan ujian nasional (UN) atau takut terpolitisasi," papar Farid.
(IBALH/OZ/Rep/Ak)
0 Komentar