Rektor Siramkan Air Dari Kendi Saat Pelantikan UKM Kesenian Jawa

SEMARANG, cahUnnes.com – Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Fathur Rokhman Mhum secara resmi melantik para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa di Gedung B6 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes, Jumat (18/4) malam.

Dalam kesempatan itu Prof Fathur membacakan serat kekancingan yang juga merupakan surat keputusan ketika melantik para pengurus UKM yang terdiri atas karawitan, ketoprak, panembra, tari klasik, dan tari kreasi.

“Kanthi sartosing budi jumangkah minangka jejer pengarsa kawula Unnes, handar pakesi kapingit dadi pangarsaning UKM Kesenian Jawa,” ucap Prof Fathur.

Seusai pelantikan Prof Fathur menuangkan air dari dalam kendi ke masing – masinig pengurus baru sebagai simbol wujud amanat yang harus dijaga dan diemban selama menjadi pengurus organisasi.

Turut hadir dalam kesempatan itu, Dekan FBS Unnes Prof Dr Agus Nuryatin, Pembantu Dekan III Fakultas Teknik, Supraptono MPd, para pendamping UKM Kesenian Jawa dan beberapa dosen.

Prof Fathur menilai, UKM Kesenian Jawa telah menghasilkan banyak prestasi. Diantaranya, tahun 2013, UKM Karawitan telah menjuarai festival karawitan tingkat nasional di Solo. Tahun sebelumnya, karawitan dan tari dari Unnes juga disuguhkan di Prancis.

“Dengan prestasi yang telah ditorehkan, Unnes sejatinya telah dikukuhkan sebagai Universitas Konservasi yang telah menjadikan seni dan budaya tradisi sebagai salah satu pilar penyangganya. Dengan berkesenian Unnes telah memaknai kehidupan dengan cara yang indah,” ungkapnya.

Acara itu juga mementasikan berbagai macam penampilan dari masing – masing UKM, diantaranya Gending Unnes Konservasi, tari Jemparingan dan Bambang Cakil, paduan suara tembang jawa panembra, dan ketoprak lakon bumi maeswara. Dua mahasiswi asing Program Darmasiswa Unnes, Angela Arunarsirakul dan Asuka Tachizaki, ikut menembang dalam sajian panembrama.

Pementasan ketoprak sebagai puncak acara mampu memikat penonton yang memadati gedung B6. Ketoprak disutradarai oleh Heri Purnomo, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, dan iringan ditata oleh Sugiyanto, alumnus Pascasarjana ISI Surakarta yang juga dosen luar biasa di Jurusan Sendratasik.

Bumi Maeswara berkisah tentang perundingan antara Pakubuwono III dan Belanda yang menghasilkan surat kesepakatan atau Traktat Reconsiliatie, pambagian kuasa wilayah Mataram. Kejadian tersebut terkenal dengan Perjajanjian Giyanti. Hal itu menandai berdirinya kerajaan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat dengan raja pertama yang bergelar Sultan Hamengku Buwono Senopati hingalaga Ngabdurrahman Sayidin panetep panatagama khalifatullah ing tanah Jawa.

(Bicho/Unnes.ac.id)

0 Komentar

Posting Komentar