Seminar Internasional, PG PAUD Unnes Kaji Metode Sesuai Kearifan Lokal Asia

SEMARANG, cahUnnes.com – Pendidikan anak usia dini harusnya diarahkan kepada masa depan. Karena, pendidikan masa depan bertujuan untuk membantu siswa berpikir lebih kritis dan kreatif. Hal itu disampaikan oleh Prof Susan Grieshaber dari The Hong Kong Institute of Education dalam seminar internasional Semarang Early Childhood Research and Education Talks (SCRET) di Ballroom Hotel Santika Premiere Semarang pada Selasa (13/5/2014).

Acara yang diprakarsai oleh program studi (prodi) PG PAUD Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu dihadiri setidaknya 200 orang yang tediri dari guru, praktisi, mahasiswa dan peneliti.

Prof Susan dalam materinya manyampaikan pendidikan hendaknya memungkinkan anak mengetahui keterkaitan antara kehidupan mereka saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang. Selain itu, pendidikan seharusnya juga menambah pengetahuan siswa tentang ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan baik lokam maupun global.

Selain Prof Susan, empat pembicara asing lainnya turut hadir dalam konferensi internasional yang bertajuk "Early Childhood Education for Future Asia: Issues and Challenges" itu. Mereka adalah Pro Jocelyn Nuttal (Australian Catholic University), Prof Mindy Blaise (The Hong Kong Institute of Education), Prof Yu Wei Lin (National Taiwan Normal University) dan Christine Chen PhD (President of the Association for Early Childhood Educators Singapore).

Disitat dari laman Tribun Jateng, Ketua Jurusan PG PAUD Unnes, Edi Waluyo mengemukakan seminar tersebut sebagai upaya mewujudkan visi prodi yang dikelolanya. Ia berharap kedepan PG PAUD Unnes mampu menjadi pusat unggulan bidang kajian dan pembelajaran akademik bidang pendidikan anak usia dini.

Sementara itu, ketua panitia konferensi, Wulan Adiarti mengatakan, kegiatan SCRET yang kedua ini memfokuskan pada kajian pendidikan anak usia dini (PAUD) seputar Asia. Menurutnya, selama ini PAUD banyak mengacu pada metode barat.

“Sesungguhnya Asia memiliki ciri khas. Kami mengusung Asia untuk menunjukkan bahwa Asia itu kuat, bisa maju karena memiliki kearifan lokal,” tandasnya.

(IBALH)

0 Komentar

Posting Komentar