SEMARANG, cahUnnes.com - Ternyata peluru tidak hanya melumpuhkan objek, tetapi juga membahayakan si penembak. Ya, peluru yang ada saat ini sifatnya dapat memantul kembali ke penembak.
Melihat potensi tersebut, lima sekawan mahasiswa Jurusan Teknik Material Metalurgi pun mengembangkan peluru yang bersifat frangible. Peluru tersebut dapat pecah apabila menumbuk suatu objek.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Albertus Septyantoko, Khoiril Metrima Firmansyah, Mochammad Ghulam Isaq Khan, Paiman Jhony, Rosena Mardliah. Tidak hanya itu, peluru buatan mereka tidak menggunakan logam Pb, sehingga peluru ini dapat digolongkan sebagai green bullet.
"Peluru yang digunakan saat ini tidak ramah lingkungan karena mengandung logam Pb," papar Khoiril Metrima Firmansyah Ketua TIM PKM-P ini, seperti dikutip laman ITS, Sabtu (16/8/2014).
Pria yang akrab dipanggil Metrim ini mengatakan bahwa green bullet dibuat dengan metode metalurgi serbuk." Prinsip metode metalurgi serbuk adalah memadatkan serbuk logam dengan tekanan tertentu kemudian memanaskannya dibawah temperatur lelehnya," ujarnya. Partikel-partikel logam memadu karena mekanisme transformasi massa akibat difusi atom antar permukaan partikel.
Metrim menuturkan, tahapan proses metalurgi serbuk ialah karakterisasi serbuk yang meliputi ukuran dan distribusi ukuran serbuk, bentuk serbuk, serta komposisi kimia serbuk, serta dry mixing atau pencampuran serbuk material yang tidak mudah korosi. Tak hanya itu, turut pula dilakukan kompaksi atau pemampatan dengan gaya tekan 600 MPa selama 10 menit dan sintering. Pemanasan pun dilakukan pada variabel temperatur 3.000C, 5.000C, 7.000C dengan variabel holding time 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam.
Terdapat beberapa pengujian yang dilakukan, yaitu uji kekerasan dan uji tekan untuk menentukan variabel yang paling optimum. Dari hasil penelitian, variabel yang optimum yaitu pemanasan sintering pada temperatur 5.000C dan holding time selama satu jam dengan nilai densitas sinter 7,22 gr/cm3, kekuatan tekan 280,45 MPa, dan nilai kekerasan adalah 60,67 HRF.
Uji karakterisasi material pun turut dilakukan dalam penelitian tersebut. Pada pengujian SEM, ditunjukan bahwa pada variabel temperatur sintering 5.000C waktu tahan sinteringsatu jam memiliki homogenitas fasa yang lebih baik. Selain itu, pada pengujian XRD ditunjukan bahwa dengan proses menggunakan variabel ini akan membentuk fasa baru yaitu Cu10Sn3 yang menyebabkan material bersifat frangible.
Dari penelitian tersebut Metrim menerangkan bahwa metode metalurgi serbuk menggunakan variasi temperatur sintering 5.000C dan waktu tahan satu jam akan menghasilkan kombinasi sifat mekanik dan sifat fisik yang optimum untuk diaplikasikan pada green bullet yang memilikifrangibility terbaik. "Jadi, Peluru terbaik diperoleh dengan menggunakan temperatur sintering sebesar 5.000C, " pungkasnya senang.
Sumber : Okezone.com
0 Komentar