JAKARTA, Peserta konferensi 5th International Workshop on Process Tomography (IWPT5) hampir tak percaya jika teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) buatan Indonesia mampu mendeteksi tumor dalam tubuh dan menangkap aktifitas otak manusia.
Dalam konferensi yang dihadiri lebih dari 70 peserta ahli pengembang teknologi tomografi di bidang industri dari 13 negara di seluruh dunia ini, Dr. Warsito P Taruno memperkenalkan perkembangan terakhir teknologi tomografi volumetrik ECVT.
ECVT mempunyai konsep yang berbeda dengan tomografi konvensional seperti CT-Scan dan MRI. Tomografi konvensional menggunakan prinsip pemindaian tertutup (obyek harus diletakkan di ruang tertutup dikelilingi oleh sensor-sensor pemindai). ECVT menggunakan konsep pemindaian terbuka, yang berarti obyek tidak harus diletakkan di ruang tertutup, bisa diletakkan di mana saja tidak harus seluruhnya dikelilingi sensor.
Dengan konsep ECVT ini, bisa dilakukan pemindaian obyek di dinding luar pesawat ulang-alik dari dalam pesawat seperti yang dilakukan di NASA. Dengan konsep open scanning ini memungkinkan ECVT untuk memindai kanker payudara dan otak serta aktifitas otak manusia dengan sensor berbentuk cup atau helm.
International Workshop on Process Tomography (IWPT5) yang diadakan tiap tiga tahun yang diorganisir oleh International Society on Industrial Process Tomography (ISIPT) bertujuan mendorong diskusi dan kerjasama internasional di antara komunitas pengembang teknologi dan industri di bidang tomografi proses. Workshop ini mengambil fokus di bidang instrumentasi, modeling, dan visualisasi aliran material di dalam proses kimia dalam berbagai macam sistem reaktor kimia yang mempunyai berbagai macam tantangan dalam hal teknis untuk aplikasi teknologi tomografi di masa depan.
Selain kemajuan di bidang kedokteran yang dicapai oleh C-Tech Lab Edwar Technology terutama dalam teknologi pemindai otak dan kanker payudara, dalam konferensi ini Warsito juga memperkenalkan pengembangan ECVT terbaru di bidang proses kimia yaitu teknologi peranti lunak untuk komputasi aliran fluida di dalam reaktor kimia yang diolah dari citra 4D yang dihasilkan oleh ECVT.
Dengan teknologi ini bisa didapatkan citra distribusi 4D kecepatan partikel dan gas di dalam reaktor secara riil yang selama ini hanya mampu dilakukan dengan simulasi super computer. Teknologi terbaru ini juga dipakai oleh Morgantown National Energy Technology Laboratory milik Departemen Energi Amerika untuk mengembangkan generasi baru generator listrik.
Pemindaian otak manusia dengan gelombang listrik berenergi rendah seperti ECVT mempunyai tingkat tantangan secara teknis yang tinggi. Karena menuntut kecepatan pemindaian yang sangat tinggi untuk bisa memindai aktifitas otak yang cepat, serta sensitifitas sensor yang sangat akurat untuk bisa menangkap perubahan besaran nilai kapasitansi listrik yang sangat kecil hingga ukuran femto Farad yang sebelumnya belum bisa dipecahkan oleh para peneliti dan pengembang teknologi tomografi.
Hal ini yang menyebabkan para peserta konferensi di IWPT5 sulit mempercayai kemampuan ECVT yang dikembangkan oleh C-Tech Labs.
"Perkembangan terbaru ECVT untuk proses yang mampu menghasilkan citra distribusi kecepatan partikel 4D di dalam ruang reaktor merupakan capaian yang luar biasa. Ini memerlukan kecepatan pemindaian serta kemampuan komputasi yang sangat tinggi," komentar Prof. Mi Wang dari University of Leeds (UK), yang merupakan anggota senior Scientific Committee ISIPT.
Prof. Masahiro Takei dari Chiba University, Jepang, sekaligus menjabat sebagai presiden ISIPT juga menyambut baik capaian C-Tech Labs sehingga sangat antusias untuk menerima mahasiswa Indonesia yang selama ini banyak melakukan riset untuk tugas akhir di fasilitas riset C-Tech Labs di Alam Sutera, Tangerang.
Sumber : ROL
0 Komentar