Surat Cinta Untuk Unnes Sebagai Kado Ulang Tahun Ke-51

Hari ini selasa 1 maret 2016 diadakan upacara pembukaan serangkaian acara Dies Natalis Universitas Negeri Semarang (Unnes) ke 51. Dies Natalis Unnes sendiri jatuh pada tanggal 30 maret. Tentu usia 51 merupakan usia yang tidak lagi muda, ibarat usia pekawinan sudah memasuki usia emas. Sejarah panjang Unnes dimulai ketika berdirinya lembaga pendidikan guru dan sekolah tinggi olahraga pada masa pemerintahan orde lama di wilayah Semarang. Lembaga pendidikan guru tersebut pada tahun 1960 bertransformasi menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Sekolah Tinggi Olahraga (STO) berada dibawah naungan Departemen Olahraga Republik Indonesia.

Kemudian pada tahun 1963 Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan tentang pendirian Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) sebagai lembaga pencetak tenaga kependidikan (LPTK). Pada masa itu hanya ada 4 IKIP di Indonesia yang ada di Jakarta kini UNJ, Bandung kini UPI, Malang kini UM dan Yogya kini UNY. FKIP Undip pada saat itu dirasa belum sanggup untuk berdiri sendiri menjadi IKIP Semarang maka dibuatlah IKIP Yogyakarta cabang Semarang. Namun cikal bakal Unnes lahir pada tahun 1965 setelah Menteri PTIP mengeluarkan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 40 tahun 1965 pada tanggal 8 Maret 1965, yang berisi tentang penetapan IKIP Yogyakarta cabang Semarang menjadi IKIP Semarang yang pada saat itu terdiri dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas Keguruan Teknik. Pada tahun 1977 program pendidikan guru olahraga yang semula STO dibawah naungan Departemen Olahraga kemudian bertransformasi menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan. Pada tahun 1999 keluarlah Keputusan presiden Nomer 124 Tahun 1999 tentang perubahan IKIP Semarang, Bandung dan Medan menjadi universitas.

IKIP Semarang kemudian bernama Universitas Negeri Semarang yang disingkat Unnes. Pada tahun 2000 nama-nama fakultas di lingkungan Unnes berubah menjadi: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan Program Pascasarjana. Pada tahun 2006 berdirilah Fakultas Ekonomi(FE), kemudian dibentuklah Fakultas Hukum (FH) pada tahun 2007. Perubahan status dari IKIP menjadi Universitas memicu Unnes untuk mengembangkan prodi tidak hanya fokus pada LPTK namun juga bidang keilmuan non pendidikan. Sebelum boyongan ke Sekaran, Unnes terdapat di Semarang bawah tepatnya di daerah Kelud. Kini Unnes terdapat di 3 wilayah yaitu Sekaran, Ngaliyan dan Tegal. Oleh karena itu pada bulan Maret 1965 menjadi titik awal lahirnya IKIP Semarang yang kelak bertransformasi menjadi Unnes. Tidak heran lagi ketika setiap memasuki bulan maret maka Unnes punya hajat besar Dies Natalies untuk mengenang dan merayakan hari jadinya. Beruntung aku masih menjadi bagian dari keluarga besar Unnes ketika memasuki usia emasnya.
Pada musim kemarau maka akan sangat sulit sekali mendapatkan air. Kadang-kadang aku menumpang masjid kampus untuk mandi karena di kos air tak lagi mengalir

Unnes kini terletak di pegunungan (baca: Gunungpati) yang berudara sejuk kalau pagi tetapi panas kalau siang. Pada musim kemarau maka akan sangat sulit sekali mendapatkan air. Kadang-kadang aku menumpang masjid kampus untuk mandi karena di kos air tak lagi mengalir. Unnes Sekaran sangat terisolir dari keramaian Kota Semarang yang terletak di bawah, dan jika ingin mencari hiburan di wilayah Semarang Kota harus menuruni lembah yang curam, terjal dan sepi kalau malam (baca: Trangkil). Namun itu positif bagi mahasiswa Unnes karena menjauhkan diri dari kehidupan hedonis kaum borjuis dan lebih nyaman dalam hal mencari ilmu. Walaupun terletak di ibukota Provinsi Jawa Tengah, Unnes memberikan kehidupan yang menyenangkan bagi para perantau (baca: anak kos) karena biaya makan tak terlalu mahal dari kota besar lainya. Bahkan jika hanya makan nasi dengan lauk tahu tempe, uang 500.000 cukup untuk biaya makan satu bulan. Dan kuliner paling hits adalah penyetan dan gongso karena enak dan harganya sangat terjangkau, apalagi kalau tanggal tua dan belum dapat kiriman mie instan selalu menjadi pilihan utama.

Sebagai Univesitas tentu Unnes merupakan sebuah rumah ilmu yang didalamnya terdapat banya sekali pergulatan intelektual, akademis dan ideologis. Rumah ilmu merupakan gambaran yang tepat untuk merepresentasikan tentang Unnes karena didalamnya tidak hanya terjadi interaksi belajar mengajar keilmuan namun juga interaksi sosial, budaya dan karakter antara para civitas akademika yang teridri dari dosen, karyawan dan mahasiswa. Sebagai rumah ilmu Unnes banyak sekali menyediakan ilmu baik didalam kelas melalui kuliah atau juga diluar kelas melalui organisasi dan keminatan. Unnes sebagai rumah ilmu juga merupakan tempat yang nyaman bagi penghuninya karena sangat menghormati dan menghargai sebuah perbedaan baik itu suku, agama maupun ras. Walaupun didominasi para perantau yang berasal dari berbagai daerah yang tentu mempunyai budaya yang berbeda tetapi tak pernah ada perpecahan, semua bergotong royong, rukun dan hidup bersama. Jika kita amati kendaraan yang lalu lalang di jalanan sekitar Unnes maka yang mendominasi adalah plat nomor K, G dan R. Sebagai rumah ilmu, aku ingin Unnes hadir menjawab setiap pertanyaan yang terlintas di otakku, aku ingin waktuku dihabiskan di kampus dan kos hanya tempatku menumpang sekedar untuk mandi dan tidur. Penyediaan fasilitas yang lengkap tentu akan menambah mobilitas para penghuninya, tentu dalam mengembangkan keilmuanya dan penerapan bidang keahlianya.

Sebagai kampus yang mendeklarasikan Kampus Konservasi pada tahun 2010 maka Unnes menjadi percontohan konservasi seni dan budaya. Berada di wilayah Jawa Tengah tentu sangat kental adat dan budaya Jawa sehingga Unnes bisa hadir dalam melestarikan seni dan kebudayaan di Jawa Tengah. Kampung Budaya yang sebentar lagi rampung dalam pembangunanya diharapkan menjadi panggung seni para civitas akademika Unnes untuk melestarikan budaya. Aku memimpikan setiap minggu ada pementasan seni disana sekaligus tempat hiburan murah bagi mahasiswa. Untuk hari-hari tertentu juga bisa mewajibkan seluruh civitas akademika untuk mengenakan batik dan menggunakan bahasa jawa dalam setiap ucapanya, ini langkah kongkrit untuk melestarikan budaya Jawa ditengah banyaknya akulturasi budaya dari luar.
Maafkan aku selama 10 semester tak pernah menyumbangkan medali apapun untuk Unnes, aku sangat menyesal untuk itu.

Unnes kini telah berkembang pesat bersaing dengan kampus-kampus yang sudah memiliki nama besar di negeri ini seperti UI, UGM dan ITB buktinya di berbagai ajang perlombaan keilmiahan Unnes selalu mengirimkan putra putri terbaiknya dan sering mendapat juara. Apalagi ketika berbicara soal olahraga, atlit Unnes sering sekali mewakili provinsi dan negara di tingkat nasional bahkan internasional. Setiap tahun juga jumlah peminat pendaftar di Unnes semakin banyak, mengalahkan kampus-kampus ternama itu menandakan bahwa nama Unnes sudah dikenal masyarakat hingga ke pelosok-pelosok wilayah Indonesia dan citra Unnes dipandang baik oleh mereka. Maafkan aku selama 10 semester tak pernah menyumbangkan medali apapun untuk Unnes, aku sangat menyesal untuk itu. Melalui surat ini aku mengucapkan Dirgahayu Unnes 51 aku bangga menjadi bagian keluarga besarmu dan aku bangga mengenakan jaket kuningmu di setiap kesempatan, tetaplah menjadi kampus rakyat dan bisa berkuliah hingga S3 bukan hanya mimpi di siang bolong bagi kaum-kaum papa di sudut kota dan pelosok desa, Unnes menjadi jawaban atas mimpi-mimpi mereka.

Salam Cintaku Untukmu Universitas Negeri Semarang
Dari Mahasiswamu
Hanendya Disha Randy Raharja*
Fisika/FMIPA
4211411015

*Mahasiswa biasa-biasa saja

 

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama